Jadi, tanggal 15 Juli kemarin, saya "
milir" atau pulang kampung ke Samarinda. Jika tahun lalu saya menggunakan jasa transportasi darat (disebutnya taksi, angkutan mobil biasanya Avanza, Xenia, atau Innova), tahun ini saya mencoba transportasi udara.
Ada beberapa jenis angkutan yang dapat digunakan untuk "milir" "mudik" di Kutai Barat. Diantaranya melalui transportasi air melewati Sungai Mahakam. Kapal menuju Samarinda berangkat dua kali sehari, yaitu pada pukul 18.30 (setelah adzan Magrib) dan sekitar pukul 21.00. Tiketnya dijual seharga Rp. 120.000,- untuk bagian lantai bawah (tanpa tempat tidur) dan Rp. 150.000,- untuk di lantai atas (ada fasilitas kasur kecil dan bantal). Waktu tempuh kurang lebih 15 jam perjalanan hingga sampai di pelabuhan Sungai Kunjang Samarinda.
kapal pertama berangkat sekitar pukul 18.30
beberapa saat berlayar melintasi Sungai Mahakam
Selain itu kita juga bisa menggunakan transportasi darat menggunakan Bus Damri atau menggunakan "taksi". Saya kurang begitu tahu berapa harga tiket untuk bus, karena belum pernah menggunakannya. Selain faktor kenyamanan, Kutai Barat belum memiliki terminal angkutan umum, sehingga agak sedikit kesulitan dimana mendapatkan angkutan ini (harus menunggu di pinggir jalan).
Untuk jasa "taksi", biaya yang dikeluarkan sekitar Rp. 250.000,- untuk posisi di depan, Rp. 200.000,- untuk posisi di tengah, dan Rp. 150.000,- di kursi paling belakang. Waktu tempuh sekitar tujuh jam termasuk istirahat.
melintasi jalanan Kutai Barat
Transportasi udara ada beberapa pilihan maskapai yang bisa digunakan (ada dua), yaitu Kalstar dan Susi Air. Kalstar terbang setiap hari ke Samarinda melalui Balikpapan. Harga tiketnya berkisar Rp. 700ribuan hingga Rp. 800.000.Untuk Susi Air harga tiketnya berkisar Rp. 500ribuan dan hanya terbang tiga kali seminggu, yaitu setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Susi Air baru kembali terbang sekitar dua bulan terakhir setelah beberapa lama tidak aktif terbang di Kutai Barat.
Bandara Melalan, Kutai Barat
Susi Air PK-BVU C208 GrandCaravan
Pengalaman pertama saya naik pesawat kecil dan sangat bersemangat walaupun sedikit cemas. Setelah menunggu pesawat yang sedikit delay, sekitar setengah jam terlambat datang dari Datah Dawai, akhirnya saya bersama tiga belas penumpang lain berangkat pada pukul 16.00 dan tidak sampai satu jam sampai di Bandara Temindung Samarinda.
Pengalaman cukup luar biasa bagi saya bisa melihat pemandangan hutan Kalimantan, Sungai Mahakam, dan tidak lupa bagaimana sensasi pada saat landing di Bandara Temindung yang sangat dekat dengan pemukiman dengan menggunakan Susi Air PK-BVU C208 GrandCaravan.
hutan Kalimantan
Jadi tidak ada salahnya mencoba moda transportasi di Kutai Barat, dan rasakan sendiri sensasi yang berbeda ditiap pilihannya.
Jangan lupa lihat video pada saat landing di Bandara Temindung, Samarinda : https://youtu.be/ErS6jA3kWJ4